Kesertaan 18 Terduga Ini Di Antaranya Sembunyikan DPO JAD Lampung

Kesertaan 18 Terduga Ini Di Antaranya Sembunyikan DPO JAD Lampung – Polri menghimbau masyarakat supaya tdk mengadakan tindakan pada waktu hari pengumuman hasil kalkulasi nada Pemilu 2019 pada 22 Mei kedepan.

Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal menuturkan ajakan itu dikatakan dikarenakan ada isyarat kalau grup teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) akan kerjakan tindakan teror dengan tujuan kerumunan massa pada tanggal itu.

Isyarat itu, kata Iqbal, menurut hasil pengecekan pada 29 terduga teroris yg diamankan di bulan Mei ini. Hasil dari pengecekan, banyak terduga menyebutkan akan menyerang kerumunan massa yg bergabung pada hari pengumuman kalkulasi nada Pemilu itu.

“Ini akan membahayakan lantaran mereka akan menyerang semua massa termasuk juga aparat yg bergabung dengan kerjakan bom,” ujar Iqbal dalam pertemuan wartawan di Mabes Polri, Jumat (17/5).

Grup JAD, kata Iqbal, memandang demokrasi tdk searah dengan grup mereka. Grup itu akan menggunakan kesempatan baik pesta demokrasi atau pemilu untuk memperlancar tindakan teror.

“Buat grup ini, demokrasi merupakan memahami yg tdk sealiran dengan mereka,” tangkisnya.

Iqbal memberikan Polri terus akan mengupayakan untuk kerjakan mencegahan atas tindakan teror itu, diantaranya lewat cara tangkap banyak tersangka teroris.

“Kita tidak akan ini berlangsung di kerumunan massa, renungkan bila massa 100 orang saja telah berapakah korban,” sebut Iqbal.

Ada Isyarat Teror, Polri Minta Masyarakat Gak Gelar Tindakan 22 MeiDemo di Depan Bawaslu Jawa Timur.
Polisi sempat pula menyajikan video pernyataan tersangka teroris berinisial bernama Dede Yusuf alias Jundi alias Bondan.

Dalam video itu, Jundi menyatakan pimpin beberapa orang untuk kerjakan serbuan teror pada 22 Mei gunakan bom yg sudah mereka sediakan.

“Disana akan ada kerumunan massa yang disebut even bagus buat saya kerjakan amaliyah, lantaran disana memang adalah pesta demokrasi yg menurut kepercayaan saya merupakan sirik Besar yg meniadakan keislaman,” ujar Jundi dalam siaran video.

68 Teroris

Densus 88 Antiteror tangkap 68 terduga terorisme yg terhimpun dalam grup JAD selama Januari sampai Mei 2019.

Rinciannya, bulan Januari empat terduga, Februari satu terduga, Maret 20 terduga, April 14 terduga, serta Mei 29 terduga.

“Dari 68 terduga, delapan terduga wafat, satu terduga meledakkan diri di Sibolga,” kata Iqbal.

Iqbal menuturkan tujuh terduga wafat itu didapati kerjakan pengancaman pada petugas. Atas basic itu, susulnya, petugas lantas lakukan tindakan tegas dengan kerjakan pelumpuhan yg menjadikan terduga wafat.

“Itu merupakan SOP, sewaktu nyawa petugas satu detik terancam, immediately treat harus dijalankan pelumpuhan,” tangkisnya.

Lihat : Dalam Satu pekan, Densus 88 Tangkap 8 Tersangka Teroris di Jateng
Iqbal menjelaskan dari 29 terduga yg diamankan pada bulan ini, 18 terduga diamankan di daerah Jakarta, Bekasi, Karawang, Tegal, Nganjuk, serta Bitung Sulawesi Utara.

Dari tangan 18 terduga itu ikut ditangkap tanda bukti berwujud lima bom rakitan, bahan kimia TATP, empat pisau, serta busur panah.

Kesertaan 18 terduga ini di antaranya sembunyikan DPO JAD Lampung.

Terkecuali itu, mereka berencana tindakan amaliah atau tindakan teror dengan menyerang kerumunan massa pada tanggal 22 Mei.

Lantas 11 terduga yang lain diamankan di Jakarta, Grobogan, Sukoharjo, Sragen, Kudus, Semarang, Jepara, serta Madiun. Tanda bukti yg ditangkap dari banyak terduga yaitu satu puncak senapan angin, lima kotak peluru, dan satu pasang nuncaku.

Iqbal menuturkan dari 11 terduga itu, sembilan salah satunya adalah anggota aktif JAD. Terkecuali itu, mereka didapati ikuti program latihan militer baik di negeri atau luar negeri.

” adalah kader JAD yg pergi ke Suriah jadi FTF (Foreign Terrorist Fighter), kesertaan dua terduga deportan pindah ke Suriah serta mereka belajar buat bom asap di Aleppo,” paparnya.