
Penduduk Didorong Buat Zakat Setiap Pemasukan – Gak semua pekerja tahu jika umat Muslim harus keluarkan zakat pemasukan (zakat profesi) apabila sudah raih keharusan membayar zakat atau nisab. Zakat pemasukan adalah satu diantara style dari zakat harta atau zakat mal.
Direktur Khusus Tubuh Amil Zakat Nasional (Baznas) Muhammad Arifin Purwakananta menyampaikan seseorang muslim harus membayarkan zakat pemasukan apabila punyai pemasukan uang sama dengan kira-kira Rp5,2 juta.
“Apabila orang sudah raih pemasukan lebih kurang Rp5,2 juta itu batas nisab, orang udah harus berzakat pemasukan,” tukasnya.
Secara prinsip, dia memaparkan ada dua arahan terkait kalkulasi nisab zakat pemasukan. Pertama, nisab zakat pemasukan dianalogikan dengan hasil pertanian sejumlah dengan 520 kg (Kg) beras.
Jika harga beras per kg dimisalkan Rp10 ribu, jadi nisab zakat profesi per bulan ialah 520 dikali dengan Rp10 ribu atau Rp5,2 juta per bulan. Itu bermakna, orang muslim yang punya pendapatan sebesar Rp5,2 juta harus keluarkan zakat pemasukan.
Ke-2, nisab zakat pemasukan dianalogikan sama dengan 85 gr emas lalu dibagi 12 bulan. Contohnya, harga emas satu gr sebesar Rp665 ribu, jadi harga 85 gr sama dengan Rp56,52 juta. Apabila dibagi 12 bulan, jadi hasilnya kira-kira Rp4,7 juta per bulan. Itu bermakna, orang muslim yang punya pendapatan sebesar Rp4,7 juta harus keluarkan zakat pemasukan.
Dia memaparkan besar zakat pemasukan sebesar 2,5 % dari jumlahnya pemasukan seseorang muslim tiap-tiap bulannya. Contohnya, seseorang muslim dengan pemasukan Rp7 juta per bulan, jadi dia harus keluarkan zakat pemasukan sebesar Rp175 ribu setiap bulan.
“Penduduk didorong buat zakat setiap pemasukan terhadap badan-badan amil zakat yang sah. Ada Baznas atau instansi amil zakat yang sah yang lain,” tukasnya.
Dia menyampaikan aliran pembayaran zakat pemasukan sekarang semakin bermacam, sampai meringankan kaum muslim buat menunaikan zakatnya.
Tidak cuma di kantor amil zakat sah, penduduk dapat membayar zakat melalui perbankan atau aliran digital, baik dari aplikasi dari amil zakat atau service keuangan digital (financial technology/fintech).
“Saat ini 10 % kaum muslim udah berzakat lewat dompet digital, yang dahulunya kontan (tunai) atau transfer bank saat ini udah mulai lewat fintech ini. Tahun 2020 kami perkiraan jadi 30 % ” tuturnya.
Dia menyatakan zakat melalui aliran digital banyak berikan keringanan untuk pemberi zakat (muzakki). Tidak cuman muzakki, amil zakat pun menyatakan lebih gampang dalam membukukan uang zakat yang masuk.
Obyek Zakat Rp9 Triliun
Tahun yang lalu, Baznas sukses mengumpulkan uang zakat sebesar Rp8,17 trilun. Tahun ini, targetnya naik jadi Rp9 triliun. Uang zakat itu dikumpulkan dari kira-kira 10 juta muzakki dari semua Indonesia.
Biarpun tanpa ada bertatap muka, dia menekankan beberapa muzakki jika zakat melalui aliran digital terus resmi hukumnya.
“Akad itu diantaranya transaksi zakat yang diungkapkan terhadap amil zakat. Nah transaksi yang konvensional berjumpa dengan orang lalu salaman, saat ini ada transaksi elektronik. Ulama menuturkan transaksi semacam itu resmi, asal ada prasyarat resmi ialah orang yang berzakat, uangnya, serta penerima zakat,” tuturnya.
Selain itu, Perencana Keuangan dari Finansial Consulting Eko Endarto memberi saran biar kaum muslim mengalirkan zakat pendapatannya tiap-tiap bulan. Walau, ada pilihan buat membayarnya lewat cara kumulatif pada suatu tahun.
“Kapan lantas tidaklah jadi masalah, cuma arahan saya lebih baik setiap bulan sebab angkanya tidaklah terlalu besar, jika angkanya besar dia pastinya malas bayar,” katanya.
Untuk kaum muslim yang sering gak ingat buat membayar zakat pemasukan, dia memberi saran buat gunakan sistem auto debit dari perbankan. Jadi, saat mendapatkan upah, uang itu langsung dipotong sebesar 2,5 % buat zakat pemasukan.
“Memang itu cuma fasilitas saja, jika kita tak dapat mengatur keuangan buat zakat, jadi melalui bank termudah,” tukasnya.